Jumat, 10 Maret 2017

Arif Wicaksono, Kolektor Syal Bola dari Berbagai Negara

Syal Andik Vermansyah Pernah Ditawar Rp 1,5 Juta

Arif Wicaksono memiliki hobi unik. Dua tahun terakhir dia mengoleksi ratusan syal sepak bola dari puluhan negara. Hobi yang mendatangkan rezeki.


 HARI SETIAWAN,Jember

PERAWAKANNYA kecil. Kulit sawo matang. Lahir di Surabaya, Arif sejak kecil sudah menjadi pendukung berat Persebaya. Karenanya, hobinya tidak dari urusan sepak bola.

Arif hobi mengoleksi syal belum genap dua tahun. Tetapi, di rumahnya sudah ada ratusan syal dari berbagai negara."Kalau dijual semua, mungkin nilainya sudah lebih dari Rp 20 juta,"katanya.

Sebagai bonek tulen, Arif sangat menyukai berbagai pernak-pernik bola. Apalagi yang berbau Persebaya. Termasuk, mengoleksi syal bola.
"Sejak dulu saya hobi yang berbau seni dan estetika. Orang jalan filateli, saya dulu penghobi filateli," akunya.
Berbincang dengan Jawa Pos Radar Ijen di sebuah warung jus, di lantas mengeluarkan beberapa syal yang dia dapat dari beberapa negara. Dan tentu, ada sebuah syal yang paling berharga : syal bergambar Andik Vermansyah dengan logo Persebaya dan Selangor FC lengkap dengan tanda tangan Andik.
Kegiatannya mengoleksi syal sepak bola berawal dari perkenalan Arif dengan Imam Fajri

Bantu Order User Indonesia Bikin Syal Rajut Komputer ke Turki dan Polandia

Suatu saat Imam yang juga Persidmania (suporter Persid Jember, Red) itu datang ke distro Arif nyang berjualan berbagai kostum bola. Waku itu Imam membawa syal rajut komputer milik Persid.

Karena rajut komputer, garapan syal itu cukup bagus dan bisa menampilkan gambar serta tulisan lebih detail. Kalau syal biasa, paling banter hanya bertulisan nama klub. Syal rajut komputer jelas lebih mahal daripada syal biasa."Yang rajut komputer sehelai bisa Rp 125 ribu. Jauh lebih mahal daripada syal biasa yang paling tinggi hanya dijual Rp 50 ribu,"ungkapnya.

Semakin lama, Arif tertarik mengoleksi lebih banyak syal rajut komputer. Di saat demam syal bola, dalam sebuah Arif bisa membelanjakan uang Rp 1,5 juta untuk syal rajut komputer idaman. Uang sebesar itu hanya bisa dibuat membeli tujuh atau delapan syal. Yang dia incar dalam syal-syal berbagai klub dalam negeri, mulai dari Persid, Persewangi, Persib, Persebaya, dan sebagainya.

Menggandrungi syal, Arif akhirnya bergabung sebagai member grup Facebook Indonesia Football Scarf Collector, komunitas kolektor syal bola Indonesia. Di grup tersebut Arif menemukan dunia barunya. Tak main-main, member grup tersebut mencapai 11 ribuan orang dari berbagai penjuru Indonesia."OrangJember yang menjadi member di grup ini sekitar 15 orang, tapi yang aktif kopi darat hanya sekitar tujuh orang," ujar alumnus SMAN 7 Surabaya ini.

Tidak puas berkumpul dengan kolektor syal tanah air, Arif bergabung dengan komunitas kolektor syal dunia: Scarf Collector United. Kegilaan Arif pada syal makin menjadi-jadi saat berkumpul di dunia maya dengan para kolektor syal bola dari Malaysia, Turki, Eropa, dan berbagai negara di seluruh penjuru bumi.

DAri grup Facebook kolektor syal dunia itu Arif baru mengetahui bahwa para kolektor dunia banyak mencari syal dari berbagai negara Asia. "Kalau mencari syal klub Eropa kan mudah. Makanya, mereka cari yang dari Asia, seperti Indonesia. Banyak yang cari syal dari Indonesia lho," ungkapnya.

Di grup itu pula, Arif bisa mengoleksi syal dari berbagai negara. Sebab, antara member bisa bertukar syal. Jika ada member yang mengunggah foto yang for exchange, member lain bisa merespons dengan menyatakan kesiapannya bertukar syal. MKodalnya saloing percaya. "Sayangnya, di kalangan kolektor dunia, orang Indonesia ini terkenal suka menipu. Sudah menerima barang, tapi dia tidak  kirim ke temannya yang sudah kirim," katanya, sedih.

Untuk urusan ini, Arif punya pengalaman tersendiri. Suatu saat, ada kolektor Belanda yang bertanya kepada dirinya tentang kolektor Indonesia yang akan diajak bertukar syal. Si bule minta tolong Arif untuk mengecek track record calon penerima syal. "Saya bilang oke, jangan kirim dulu. Saya lalu tracking orang itu di kalangan kolektor. Ternyata terkenal menipu. Setelah di bule saya hubungi, ternyata dia sudah terlanjur mengirim syalnya. Ya sudah, tertipulah dia," sesalnya.

Biaya kirim pertukaran syal dengan member dari puluhan negara. Dari sekitar 100 syal koleksinya, sekitar 69 syal di antaranya dari mancanegara.

Setelah mengoleksi banyak syal, Arif memutuskan untuk secara khusus mengoleksi syal player. Artinya, yang dikoleksi khusus syal bergambar pemain bola. Selain syal player, di kalangan kolektor ada yang khusus koleksi syal match (pertandingan) dan club.

Ketika memutuskan untuk mengoleksi syal player, Arif memiliki sebuah pengalaman berkesan. Suatu saat dia berkenalan di media sosial dengan Eazrul, kolektor syal sekaligus seorang seorang suporter Selangor FC, Malaysia. Fazrul menawarkan untuk membuka pre order (PO) syal Selangor. Karena saat itu Andik Vermansyah, mantan pemain Persebaya tengah merumput di Selangor, Arif memberi saran untuk PO syal bergambar Andik dengan logo Selangor dan Persebaya.

Arif beralasan, jika itu bisa dilakukan, akan tampak adanya persahabatan antar suporter lintas negara. Fazrul setuju. Arif bertugas membuka PO di Indonesia."Ternyata kurang laku. Sebab, harganya lumayan mahal. Seratus ringgit malaysia, atau sekitar 350 ribu. Sampai tutup PO, yang order dari Indonesia hanya saya dan Fauzi, bonek asal Sidoarjo,"aku alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Jember ini.

Proyek tetap jalan. Tidak dinyana sebelumnya, syal yang dibeli Arif bisa ditandatangani oleh Andik. Saat itu, Cak Minul, seorang bonek yang tinggal di Malaysia, bisa meminta tanda tangan Andik, sudah ada yang menawar Rp 1,5 juta. Tapi tidak saya jual,"tegasnya.

Berkat jejaring di berbagai negara, kini Arif bisa mengumpulkan duit dari menjadi penghubung antara user syal di Indonesia membuat order Indonesia dengan produsen syal dunia."Saya sudah pernah membantu order user Indonesia membuat syal rajut komputer ke Turki, Polandia, dan sebagainya. Saya dapat komisi dari situ,"akunya.

Bagi arif, menjadi kolektor syal awalnya tidak mudah. Istrinya sempat mempertahankan buat apa uang jutaan rupiah dibuat membeli syal yang"tidak berguna."Tetapi, setelah Arif bisa mendapat rezeki dari mengoleksi syal dan narahubung pembuatan syal, kini sang intri malah ikut membantu Arif mengoleksi dan menjual syal.(hdi)

Sumber: Jawa Pos Radar Jember, 11 Februari 2017
disalin kembali oleh: JSR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar