Senin, 06 Maret 2017

Arak-arakan Trofi WTN yang Diraih Pemkab Jember

Bangga karena Prestasi tanpa Uang Negara

Jalur segi tiga emas kota Jember diramaikan dengan arak-arakan trofi WTN. Jalan tak boleh macet. Karena trofi WTN itu, mengandung pesan soal ketertiban lalu lintas dan tranformasi umun di Jember. Seperti apa?

RULLY EFENDI, Jember

KANTUNG matanya terlihat agak menghitam. Seperti, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jember itu kurang tidur semlaman. Namun saat diperhatikan, bibirnya begitu murah mengobral  senyuman. Seperti orang yang sedang senang.
Semakin terlihat senang, ketika matanya mengarah pada jeep putih yang dikemudikan petugas Dishub Jember. Bukan karena polwan cantik yang ada di atas jeep, namun lebih mengarah pada trofi emas dan sertifikat Whana Tata Nugraha (WTN) yang dipeganag mereka.
Beberapa kali, Isman --sang Kepala Dishub Jember itu-- terlihat mengeluarkan saputangan dari sakunya. Posisi mata menjadi fokus memainkan sapu tangannya. Saat ditanya, dia mengakui sedang kelelahan. "Baru tadi malam sampai rumah. Tiga hari di Jakarta menjemput trofi WTN," ujar Isman, Kamis (2/2) pagi kemarin. Dia diundang datang ke Istana Wakil Presiden Jusuf Kalla oleh Menteri Perhubungan.

Gotong Royong Pasang Rambu Lalu Lintas

Isman tak sendiri ke Istana Wapres. Dia hadir bersama Wakil Bupati Abdul Muqit Arief bersama perwakilan Polres Jember. "Capek itu biasa. Tapi bangga, karena Jember bisa berprestasi dan diakui presiden," tuturnya.

        Isman memang berhak menyatakan bangga setelah meraih WTN murni. Bukan karena dia berkesempatan langsung bertemu Wasper Jusuf Kalla di Istana. Sebab nyatanya, anugerah WTN yang di raih Pemkab Jember ternyata tanpa menggunakan anggaran negara. Semua dibiayai hasil patungan dari para karyawannya. Termasuk dia sebagai pimpinan instansinya.

        Banyak cerita waktu penjurian WTN dari Kementrian Perhubungan. Kekompakan petugasnya di lapangan, membuatnya haru sampai hari ini. Apalagi saat semuanya petugas lembur bersama. Tak ad perbedaan jabatan di sana. Semua bekerja untuk meraih pengakuan pemerintah pusat, soal kelayakan lalu lintas dan transportasi umum yang ad di jember.

        Sehingga tidak heran waktu itu, pejabat eselon berbaur dengan petugas bawahan, membersihkan terminal, jalan, hingga ikut membantu para PKL pindah dari trotoar. "Panjat-panjatan untuk pasang rambu lalu lintas, juga kita lakukan bergotong royong," ingatnya.

        Pendampingan pada sopir angkutan, juga mereka lakukan secara bergantian. Tujuannya, supaya kesadaran tertib berlalu lintas dan mampu memberi pelayanan optimal kepada masyarakat, disampaikan petugas Dishub Jember. Bukan sanksi yang mereka sampaikan, namun lebih pada reward yang dijalankan. "Siapa yang tertib, akan kami beri hadiah. Meski hanya gratis kopi dan makan nasi bungkus bersama," tuturnya.

        Dia bangga. Bukan sekedar berbangga pada petugas dishub, atau dinas lain di jajaran Pemkab Jember. Pihaknya juga tidk cukup berbangga kepada pihak kepolisian yang begitu bersinergi dengannya. Namun kebanggaan yang patut dia sampaikan, kepada masyarakat Jember yang sangat serius ikut menyukseskan WTN. "Kami hanya titip pesan, untuk bersama menjaga ketertiban lalu lintas dan transportasi umum di Jember," ujarnya. (rul/cl/hdi)


Sumber : Jawa Pos Radar Jember, 03 Februari 2017 
Disalin Kembali Oleh : (is) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar